Kemit Kemot 2
Posted April 22, 2018
on:“Oke….Ivan…saya bisa mengajarkan kamu bagaimana berdoa dengan baik agar kamu cepat bertemu ibumu”.
Dan lelaki itupun mulai ‘membacakan’ doanya dan meminta bocah itu menirukannya., namun si bocah berkeras itu menolak.
“Itu doa cara kamu kepada tuhan kamu…Saya Ivan berdoa kepada tuhan saya sendiri”
cetus si bocah, tak lagi peduli kepada lelaki tadi dan kembali kemit kemot :
Hkdf hkhf sahlf nllflf kdhshd……..eeemmmmmclok bressss
Hkdf hkhf sahlf nllflf kdhshd……..eeemmmmmclok bressss
Hkdf hkhf sahlf nllflf kdhshd……..eeemmmmmclok bressss
Ljljh ffers jtht hua sing sulakot braaaa… eeemmmmmclok bressss
Ljljh ffers jtht hua sing sulakot braaaa… eeemmmmmclok bressss
***
Pukul 6.30 PM Kota Berlin dengan langit cerah mendorong lelaki itu untuk mengunjungi warung pojok Tempelhof sekedar menikmati kopi. Ketika beranjak pulang kembali ke asrama Kolping Haus…..dikejauhan dia menyaksikan si bocal berjalan ria disamping seorang ibu muda. Ketika semakin dekat, nyatalah bahwa ibunya memang sangat cantik.
Musim panas memang akan segera berakhir di kota Berlin. Wanita itu memakai baju dengan belahan dada rendah agar lebih banyak tertimpa sinar ultra yang konon bisa melindunginya dari serangan kanker payudara.
Benar…ibu si bocah terlihat sangat sehat dengan body yang denok. Apalagi rambutnya pirang dengan mata dan bentuk bibir yang memancarkan senyum secara alami. Bentuk tubuhnya sangat harmoni…body yang sempurna.
Ketika mereka berpapasan, si bocah tidak mengatakan hello atau apapun tetapi sorot matanya jelas memancarkan pandangan bak seorang pahlawan perang kembali dari medan tempur. Aroma kemenangan Ivan Perestroika dirasakan dari sorot pandang matanya. Doa anak itu, doa Ivan terbukti makbul…
Tetapi si lelaki nampaknya lebih terkesima kepada ibunya Ivan…”busyeeet bahkan lebih cantik dari bidadari” hatinya berbisik.
Lebih cantik dari bidadari….Satu, dua, tiga…..lima langkah sudah lewat dan lelaki itu tak tahan untuk tidak berpaling karena merasa tidak cukup dengan hanya menengok saja agar bisa menikmati pemandangan indah tubuh wanita dari belakang. Mungkin libidonya naik, karena aroma wangi tubuh wanita itu melesat lewat hidung merambah otaknya. Oughhh mana tahaaaan…….Diapun berpaling………
Opssst… Lelaki itu hampir pingsan…… dia tidak percaya dengan penglihatannya sendiri. Lelaki itu hanya melihat si bocah kemit kemot melambaikan tangan kecilnya tidak bersama sang bidadari disampingnya…………Gone with the wind.
*****
Teriring Salam kepada alumni IIJ Berlin.
Tinggalkan komentar